Galau di Kemilau Jakarta
Galau di Kemilau Jakarta
Dari bangku bus kota aku memandang Jakarta saat malam,
dari Bangku yang sama aku mendengar tangisan balita di Bangku belakang,
balita yang gagal didiamkan ibunya karena lapar terasa di perutnya.
Dari bangku itu aku melihat jelas ekspresi wajah Sang Ibu,
dan dari bangku itu aku sadar bahwa
Jakarta kala malam menampakkan wajah yang sebenarnya, wajah yang kala siang tiada tampak karena silau modernitas.
Dari Bangku bus kota aku sadar bahwa ada yang lapar, menangis dan bingung di kemilau modernitas Jakarta.
Komentar
Posting Komentar