Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2011

Aku Melaju Menjauh

Gambar
Bulan itu jauh di ujung pelupuk Jauh, tapi masih nampak Nampak jika awan kelabu tak berarak Dan jadi penghalang bagi Si Pungguk Aku tak mau terus berterkaan Menerka selalu tentang jarak rembulan Tak pernah jelas dengan kesudahan Tak ada hasil nyata di alam pikiran Lalu kamu malah menjadi semakin sulit Sulit terurai dan selalu berkelit Semakin hari rasa mu semakin pahit Aku semakin enggan berlama di tepian sempit Aku ingin beranjak dan mengambil langkah Jauh… dan berbeda arah Tak peduli dengan mu yang resah Sebab langkahku pun dipenuhi gundah Pada deretan ingatan Dan pada kisah yang berserakan Aku semakin resah di tiap pijakan Tapi ini langkah tak boleh ada hambatan Lalu aku menjauh dan melaju Dipacu kecewa yang menderu Sedang kamu, malah terpaku Namun aku yang melaju juga sama sendu

SIHIR HUJAN

Gambar
SIHIR HUJAN Oleh : Sapardi Djoko Damono Hujan mengenal baik pohon, jalan, dan selokan suaranya bisa dibeda-bedakan; kau akan mendengarnya meski sudah kaututup pintu dan jendela. Meskipun sudah kau matikan lampu. Hujan, yang tahu benar membeda-bedakan, telah jatuh di pohon, jalan, dan selokan menyihirmu agar sama sekali tak sempat mengaduh waktu menangkap wahyu yang harus kaurahasiakan Perahu Kertas, Kumpulan Sajak, 1982.

Jalan Setapak

Gambar
Jalan Setapak Irna Kurniasari Seperti biasa, malam itu aku pulang dengan bis kota favoritku. Bis kota pada umumnya, ada pengamen yang menjual suara di dalamnya. Malam itu ada seorang pengamen yang penampilan luarnya membuat orang enggan memperhatikannya. Rambut gondrong tak beraturan, baju kucel dan sepotong kertas. Ia bersenandung, saat itu aku pun tidak terlalu menyimaknya. Aku hanya mendengar sepenggal-sepenggal liriknya dan aku tidak peduli. Selesai bersenandung, pengamen itu pun memberitahukan bahwa tembang yang ia senandungkan itu adalah puisi Taufiq Ismail. Pernyataannya itu sedikit menggelitik keingintahuanku. Kemudian pengamen itu pun membacakan beberapa puisi dan aku pun lagi-lagi tidak terlalu menyimaknya. Di sesi terakhir pengamen itu menengadahkan wadah sawernya sambil menyenandungkan kembali tembang yang ia bawakan di awal tadi. Tapi di sesi terakhir ini ada lirik tembang tersebut yang nyangkut di telingaku, aku jadi menyimak dengan seksama tembang yang ia senandungk

QOUTES

Gambar
"Emancipate Your Self From Mental Slavery, None But Our Self Can Free Our Mind" - Bob Marley -

Main

Gambar
Main Di atas dipan bambu aku masih setia menuggu teman-temanku yang tengah asik memainkan permainan bola sodok. Aku memutuskan untuk tidak ikut bergabung dengan mereka dikarenakan ketidaktertarikanku akan permainan itu. Siang itu aku dan teman-temanku menuju sebuah rumah yang terletak di tengah sawah dan lapangan terbuka yang mungkin dulunya adalah sawah juga atau ladang para warga sekitar. Itulah tempat dimana teman-teman ku bermain billiard, sebuah rumah panggung yang dihalaman sampingnya terdapat sebuah meja billiard, yah hanya sebuah. Pemilik rumah tersebut menyewakan meja billiardnya dengan tarif 1500 rupiah untuk satu kali permainan. Siang yang sebenarnya panas, tidak terlalu terasa bagi kami sebab tempat yamg kami datangi berada di dataran yang terbuka sehingga angin leluasa meniupkan kesejukkannya dan meredam panas sang surya. Selain itu halaman samping rumah sang pemilik meja billiard diteduhi kerindangan pohon jambu air, makanya halaman yang beratapkan asbes itu tidak tera

Sebuah Khayalanku

Gambar
Dalam salah satu relung khayalku ada sebuah rumah mungil di kaki gunung. Lalu di halaman belakangnya membentang lahan yang berujung pada hutan pinus di kaki gunung. Dan obrolan yang ada di rumah itu hanyalah tentang hari-hari yang sungguh mudah dan sederhana untuk dijalani. Penghuni rumah tak pernah pusing tentang beban hidup yang katanya semakin berat dijalani. Dalam pikiran penghuni rumah, yang ada hanyalah rencana-rencana sederhana untuk mengisi hari-hari yang sederhana. Tak pernah kurang, walaupun tak pernah juga merasa berlebihan. Semuanya serba cukup untuk sebuah hidup yang sederhana. Di tiap malam, penghuni rumah asyik mengobrol dengan tetangga tentang panen sayuran yang sebentar lagi tiba. Lalu hujan dengan kabutnya berkawan dengan gelapnya malam yang misterius. Sekalipun misterius, namun sungguh menenangkan, damai sepanjang malam. Lalu pagi yang masih tipis berkabut, penghuni rumah sudah terbangun untuk menjerang air. Kemudian kopi hitam adalah penanda awal dimulainya

Bulan Ku Berjumlah Dua

Gambar
Bulan Ku Berjumlah Dua Kalian mungkin berpikir bahwa judul tulisan ini adalah sebuah puisi kan?! Kalo kalian berpikir seperti itu berarti kalian salah. Aku akan bercerita tentang apa yang baru saja aku baca dari sebuah koran yang terbit pada Jumat 5 Agustus 2011. Aku akan bercerita tentang Bulan, bukan cerita tentang keindahan bulan dengan bahasa bergaya romannya para pujangga. Tapi aku akan berbagi sedikit pengetahuan tentang Bulan, satu-satunya satelit alam yang setia mengorbit Bumi kita tersayang. Bulan adalah satu-satunya satelit alam yang kita miliki, dan bulan ketika purnama mampu menghadirkan sejuta inspirasi bagi siapa saja yang rela memandangnya. Bulan kala purnama sejatinya tidaklah benar-benar berpendar dengan cahayanya sendiri. Kalian pastilah tahu hal ini, ya bulan hanyalah berperan sebagai cermin yang memantulkan cahaya matahari yang menghujami permukaannya dan akhirnya cahaya matahari tetap kita rasakan bahkan ketika malam. Cahaya matahari yang dipantulkan bula

Dulu, Saat Aku Dan Kamu Ceria Bersama

Gambar
Pada masa itu semua begitu ceria Semua...    iya semua... Aku dan kamu, hari-hari, lalu segala cerita Jika sedih datang, tak pernah lama Kamu datang, sedihku sirna Hari-hari serasa ringan berputar Malaju dengan cepat tanpa kita merasa diburu-buru Seakan sepanjang hari, cerah tanpa berawan kelabu Sumringah selalu tanpa ada sendu Sekarang semua berubah... Aku dan kamu dewasa sepenuhnya Aku dan kamu sungkan untuk lama bertatapan Sekarang...

Saya Bosan Dengan Penasaran

Gambar
Saya Bosan Dengan Penasaran Aku di sini sudah bosan dengan penasaran Terlalu sering ku rasa, sampai tak terhitung jumlah terkaan Bingung pula melihat semuanya, apakah telah dimulai atau bahkan sudah di akhiran Jika telah dimulai, dari mana dia berawal Dan jika sudah habis, dimana dia berpangkal Pada bintang di ujung galaksi Dan pada sinarnya yang pucat pasi Sinar yang pucat, dan bintang di ujung galaksi Aku akan menerka lagi Sekali lagi ... Apakah ini masih awal yang dini Atau sudahlah akhir yang telah sampai??