ALASAN PRIBADI GW MEMILIH KOMPOR SPIRTUS

 Halo manteman berjumpa lagi dengan Gw. Pada tulisan kali ini Gw akan bercerita sedikit mengenai alasan yang melatar belakangi Gw untuk membeli kompor spirtus dan akhirnya sampai saat ini, kompor dengan bahan bakar spirtus lebih sering Gw pakai saat berkegiatan di alam bebas ketimbang kompor gas.

 

Dari awal Gw mulai aktif berkegiatan di alam bebas di circa tahun 2001, kompor oudoor berbahan bakar gas merupakan pilihan utama Gw. Alasannya memang saat itu Gw hanya punya kompor tersebut dan hampir tidak punya pilihan lain selain meminjam dari teman atau senior Gw. Gw merasa bahwa kompor gas cukup bisa diandalkan saat dipakai berkegiatan di alam bebas, mulai dari camping atau hiking.

 

Gw memang pernah memiliki pengalaman menggunakan kompor berbahan bakar spirtus saat di bangku kuliah, dan dari pengalaman tersebut Gw merasa bahwa untuk urusan efisiensi waktu, kompor gas memang lebih unggul ketimbang spirtus yang relatif lebih lama, ditambah saat itu Gw hanya tahu tempat membeli spirtus di toko material bahan bangunan saja. Gw merasa bahwa saat itu harga spirtus lebih mahal ketimbang harga gas hi cook atau sejenisnya. Kenapa lebih mahal, sebab dengan harga yg hanya selisih 1000-2000 rupiah, lo bisa dapet satu kaleng gas hi cook dgn bobot 220gr, sementara dgn uang yg hampir sama lo hanya bisa dapet spirtus di toko bangunan dengan volume kurang dari 600ml. Tapi ini harga di Jakarta ya, bisa jadi harga spirtus di luar Jakarta lebih murah.

 

Kemudian setelah Gw mulai bekerja, Gw mulai jarang sekali berkegiatan di alam bebas seperti dulu. Dan sampai akhirnya Gw punya kesempatan untuk mendaki gunung lagi satu tahun sebelum Gw menikah, Gw menikah di tahun 2014, dan kira-kira Gw mendaki di tahun 2013an lah, Gw mendaki gunung Prau via Dieng Kulon.

 

Era itu Gunung Prau masih belum seramai sekarang dikunjungi oleh para pendaki. Tapi saat itu bisa dibilang kegiatan pendakian gunung sudah mulai banyak dilirik oleh kalangan anak muda guna keperluan petualangan atau sekedar mengumpulkan stok photo bagus untuk diunggah ke platform sosial media seperti facebook, instagram atau path di era itu.

 

Jadi kondisi gunung yang dahulu relatif sepi, saat ini semakin ramai dikunjungi oleh orang-orang. Banyak yang bilang pemicu ramainya gunung dikunjungi para pendaki adalah setelah boomingnya film 5 CM. Oleh karena itu sampah di gunung pun akhirnya jadi makin berserakan, dan selain tisu basah, bekas botol air mineral, sampah kaleng bekas gas portable pun cukup banyak dijumpai di gunung.

 

Nah berdasarkan hal itu, Gw akhirnya memutuskan untuk mulai meninggalkan kompor berbahan gas. Ditambah pengalaman buruk Gw dengan canister gas murah yang sempet ramai muncul di market place di Indonesia. Saat itu Gw tengah mendaki gunung Lawu lewat jalur Candi Cetho, dan saat berada di pos Gupak Menjangan, Canister yang akan Gw pakai tiba2 bocor dan alhasil ga bisa Gw pakai, beruntungnya saat itu masih ada beberapa temen Gw yang akhirnya bisa Gw pinjem kompornya untuk menyiapkan makanan Gw.

 

Mulai dari saat itu Gw berniat berhenti untuk menggunakan kompor gas. Dan saat mulai memantapkan niat tadi, Gw mulai berpikir bahwa Gw musti punya kompor spirtus yang mumpuni. Sebetulnya di market place memang banyak dijumpai pilihan model kompor spirtus mulai dari yang simple sampai yg model rada serius. Harganya pun cukup variatif.

 

Sebetulnya Gw punya kompor spirtus yang Gw beli setelah menikah, kompor spirtus merk consina lengkap dengan cooking setnya. Tapi berhubung saat itu Gw masih sering memakai kompor gas, alhasil kompor tadi hanya Gw pakai cooking setnya saja. Alasan lainnya yg membuat Gw malas pakai kompor itu adalah dudukan atau tempat melekatnya spirit burnernya tuh ringkih banget. Yg Gw maksud ringkih, kaki2 yang akan menyangga nesting mudah sekali terlipat jd kurang kokoh lah.

 

Berangkat dari alasan2 di atas akhirnya Gw berniat membeli kompor spirtus paling legendaris, TRANGIA. Hhm berhubung harganya yang lumayan, Gw musti berdiskusi dulu dengan istri untuk mendapat restunya. Kemudian Gw juga musti melihat momen yang pas dari sisi cash flow nih. Dan akhrinya pada momen setelah Gw terima bonus tahunan akhirnya gw jadiin deh untuk membeli kompor trangia ukuran 27.

 




Yap itu lah beberapa pertimbangan pribadi gw saat memutuskan untuk beralih dari kompor gas ke kompor spirtus. Di tulisan yang lain akan gw bagikan tips ke kalian mengenai cara yang biasa gw pakai untuk memasak nasi dengan menggunakan kompor trangia tersebut. Sampai jumpa di tulisan yang lain, selamat berpetualang! Adios!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dongeng Tentang Lumba-Lumba

Patah tumbuh hilang berganti

Cerita Tentang Tjilik Riwut